Memasuki paruh kedua tahun 2025, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi menyoroti sejumlah faktor penting yang bakal menjadi pendorong dalam pertumbuhan industri kripto. Menurutnya, semester kedua tahun ini akan menjadi momentum krusial untuk menguji ketahanan dan potensi industri aset digital.
Setelah menghadapi gelombang pesimisme juga optimisme pasar di paruh pertama 2025, kini pelaku industri dan investor tengah menatap semester berikutnya dengan ekspektasi baru.
Melalui keterangan resminya, Resna mengungkapkan bahwa pihaknya melihat sejumlah sinyal positif dari sisi adopsi institusional, penggunaan blockchain di aset dunia nyata hingga ekspansi aplikasi Web3 di berbagai sektor.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030
Masuknya Institusi ke Ruang Kripto
Menurut Resna, salah satu indikator kuat bahwa industri ini semakin matang adalah meningkatnya keterlibatan institusi keuangan global dalam aset kripto. Melalui produk-produk seperti ETF berbasis kripto dan tokenisasi aset tradisional, institusi tidak hanya menjadi katalis pertumbuhan volume transaksi, tetapi juga menjadi sumber validasi yang penting bagi investor ritel.
Konsistennya Straegy (MicroStrategy) untuk terus mengakumulasi Bitcoin, juga berhasil membuat banyak entitas yang mengikuti jejaknya. Mulai dari Metaplanet, GameStop, Semler Scientific dan beberapa entitas lain akhirnya menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset keuangannya.
Sementara dalam hal peningkatan penggunaan blockchain untuk Real-World Assets (RWA), dalam hemat Resna, adopsi blockchain kini tidak lagi terbatas pada sektor keuangan digital. Penggunaan teknologi ini sudah bergerak untuk merepresentasikan aset fisik seperti properti, surat utang, dan komoditas menghadirkan cara baru dalam mengelola dan memperdagangkan aset secara transparan, efisien, dan tanpa batas geografis.
Selain itu, tren Web3 juga semakin menguat dengan tumbuhnya berbagai platform yang mengedepankan desentralisasi dan kepemilikan pengguna. Aplikasi di bidang gaming, hiburan, hingga logistik dan supply chain menunjukkan bahwa Web3 bukan sekadar tren teknologi, tetapi sebuah transisi fundamental dalam cara kerja industri digital.
Faktor Kritis yang Perlu Diwaspadai
Meski demikian, ibarat dua sisi mata uang, selain menyimpan potensi juga terdapat faktor kritis yang perlu mendapat perhatian. Pelaku pasar, lanjut Resna, perlu mencermati sejumlah faktor eksternal seperti perkembangan kebijakan dari regulator dan pemerintah, juga situasi makroekonomi global.
Ia menilai, seluruh elemen tersebut dapat memengaruhi kepercayaan pasar serta laju adopsi di tingkat nasional maupun global.
“Kami menyadari bahwa industri ini masih sangat dinamis. Justru karena itu, penting bagi para pengguna memiliki akses terhadap informasi yang kredibel. Kami akan terus mendorong pertumbuhan ekosistem yang sehat dengan fokus pada edukasi, inovasi, dan kolaborasi,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang faktor pendorong industri kripto di paruh kedua 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
