Ekonomi

Matthew Sigel: Kemenangan Bitcoin atas Google Adalah “Poetic Justice”

×

Matthew Sigel: Kemenangan Bitcoin atas Google Adalah “Poetic Justice”

Sebarkan artikel ini


Untuk ketiga kalinya tahun ini, kapitalisasi pasar Bitcoin berhasil melampaui Alphabet, perusahaan induk Google. Hal ini menandai performa impresif Bitcoin belakangan ini. Tren naik ini disertai Bitcoin yang berhasil menembus ambang harga baru di US$100.000. Industri kripto yang lebih luas pun mengamankan berbagai keberhasilan legislatif penting di Amerika Serikat.

Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Digital di firma investasi global VanEck, menggambarkan keberhasilan Bitcoin dalam menyalip raksasa teknologi seperti Google sebagai “keadilan puitis” (poetic justice). Baginya, ini adalah sinyal bahwa dunia investasi akhirnya mulai terbangun pada proposisi nilai Bitcoin yang selama ini diyakini banyak pihak.

Kenaikan Bitcoin di Atas Raksasa Teknologi

Ini sungguh menjadi tahun gemilang bagi Bitcoin. Komunitas kripto yang lebih luas pun tengah merayakan kesuksesan ini. Sementara itu, sektor teknologi tradisional dibuat terus berjaga-jaga.

Pada Jumat (27/6), kapitalisasi pasar Bitcoin menembus US$2,13 triliun. Angka tersebut melampaui Alphabet sebesar US$30 miliar. Meski selisihnya tipis, maknanya sangat monumental. Terlebih, ini bukan kali pertama Bitcoin mengungguli Alphabet.

Sepanjang tahun ini, Bitcoin telah mencetak prestasi serupa dua kali sebelumnya. Momen itu terjadi pada April dan kemudian terulang lagi di Mei. Kala itu, Bitcoin berhasil merebut posisi Alphabet sebagai aset global terbesar kelima. Posisinya pun kian mendekati Amazon.

  • Baca Juga: Salip Google, Bitcoin Resmi Melantai di Top 5 Aset Terbesar di Dunia
Perusahaan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.
Perusahaan Top Menurut Market Cap | Sumber: CompaniesMarketCap

Sementara itu, saham kripto juga berpesta dalam reli mereka sendiri.

Reli Saham Kripto di Tengah Kemenangan Regulasi

Saham perusahaan yang memiliki eksposur tinggi terhadap sektor blockchain belakangan mencatat lonjakan performa. Saham Coinbase, misalnya, melonjak 53% sejak awal tahun. Harganya pun meroket hingga mencapai puncak US$379.

Harga saham Coinbase.
Harga Saham Coinbase | Sumber: Google Finance

Saham perusahaan lain yang berkaitan dengan kripto juga turut naik. Termasuk perusahaan penyimpan Bitcoin seperti Strategy yang turut terangkat seiring harga Bitcoin melesat ke US$106.000. Perusahaan miner seperti Riot dan Mara pun menikmati kenaikan serupa.

Reli perkasa ini juga terpicu oleh sejumlah peristiwa penting lainnya. Salah satunya yakni persetujuan Senat AS atas Undang-Undang GENIUS (GENIUS Act) yang baru saja disahkan. Pencapaian tersebut menjadi titik balik legislatif menuju kebijakan pro-kripto dalam industri yang sebelumnya kerap disikapi secara keras.

  • Baca Juga: Warren Buffett Pegang Rekor Tunai US$334 Miliar, Apa Alasan Ia Masih Ogah Sentuh Bitcoin?

Menurut Sigel, ledakan valuasi saham kripto mencerminkan adanya pergeseran reputasi Bitcoin yang semakin nyata. Hal itu mengukuhkan statusnya sebagai investasi yang layak.

“Saham kripto sedang reli karena Wall Street akhirnya paham. Semua alat-alat pendukung ekonomi onchain bukan lagi eksperimen sains. Sekarang mereka menjadi gerbang tol di jalan raya finansial baru,” ujarnya kepada BeInCrypto.

Baginya, rentetan peristiwa ini menegaskan semakin solidnya dominasi Bitcoin. Pada saat yang sama, momentum ini juga menyingkap kian rapuhnya kekuatan para pesaing lamanya.

Sebuah “Poetic Justice” bagi Bitcoin

Berita mengenai kapitalisasi pasar Bitcoin mengingatkan Sigel pada sebuah buletin yang ia tulis 8 tahun silam. Kala itu, ia bekerja sebagai ahli strategi portofolio di bank investasi lain. Judulnya adalah “Google is Evil” (Google Itu Jahat).

Tema utama edisi tersebut secara tajam mengkritik kekuatan pasar raksasa teknologi serta pengaruh sosial mereka yang luar biasa.

Sigel berpendapat, para raksasa seperti Google dan Facebook beroperasi sebagai monopoli yang merugikan masyarakat. Ia secara khusus mencela perilaku “rentier” Google. Menurutnya, perusahaan itu telah memakai posisi dominannya untuk mengendalikan narasi budaya sekaligus merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Ia mengakhiri buletin itu dengan pengakuan bahwa ia telah melakukan pembelian Bitcoin pertamanya, meski melalui sebuah trust. Saat itu, ia membayar harga masuk (entry price) sebesar US$306.

Pembelian Bitcoin pertama Sigel.
Pembelian Bitcoin Perdana Sigel | Sumber: Matthew Sigel
  • Baca Juga: Bitcoin vs. Emas: Mana Investasi Terbaik pada 2025?

Infrastruktur mendasar Bitcoin dan sifatnya yang terdesentralisasi tetap menjadi keunggulan yang ia bela hingga kini. Baginya, keberhasilan Bitcoin yang berulang kali menyalip Google mencerminkan bahwa teknologi ini akhirnya memperoleh pengakuan yang pantas.

“Adapun Bitcoin yang melampaui Google, sungguh keadilan puitis. Yang satu menjual data Anda, yang satunya lagi menjual kebebasan Anda. Di dunia yang tenggelam dalam pengawasan dan utang, para investor memilih kelangkaan dan otonomi,” tuturnya.

Jika pertaruhan Sigel pada Bitcoin sama tepatnya dengan prediksi yang ia buat dalam buletin 2017, maka para holder Bitcoin berpotensi meraih keuntungan luar biasa.

Bagaimana pendapat Anda tentang kemenangan Bitcoin atas Google adalah sebuah ‘poetic justice‘? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mahjong Ways slot gacor